Senin, 19 Desember 2011

Quote:
Kabupaten Natuna, merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau. Natuna merupakan wilayah kepulauan paling utara di Selat Karimata di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, sedangkan di Selatan, Natuna berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi. Untuk sebelah Barat, Natuna berbatasan dengan Singapura, Malaysia. Dan bagian Timur berbatasan dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.
Quote:
Selama ini, Natuna yang berada pada jalur pelayaran Internasional dikenal sebagai penghasil Minyak dan Gas. Namun, Natuna, tidak hanya menyimpan hasil bumi, karena banyak tempat dapat dijadikan daerah kunjungan wisata, dengan pesona alam pantai dan laut, serta pulau-pulau yang indah untuk dikunjungi.

Sebut saja, pantai Sisi Serasan yang terletak di Kecamatan Serasan. Memang, sepintas bila kita melihat di Peta, lokasinya berdekatan dengan Kalimantan Barat, dan dekat dengan perbatasan Malaysia bagian Timur atau Serawak.
Quote:
Dari Ranai, ibukota Kabupaten Natuna, untuk menuju Serasan, maka kita harus menempuh perjalanan laut. Biasanya masyarakat sekitar menaiki KM Bukit Raya milik PT.Pelni, yang memang rutin melayari perjalanan dari Ranai ke Serasan.

Dengan KM.Bukit Raya, waktu tempuh Ranai Serasan memakan waktu 10 - 11 jam perjalanan. Pantai Sisi, memiliki panjang sekitar 7 KM dengan hamparan pasir putih berkilauan. Pantai ini terbentang dari Entebung Kampung Payak sampai Teluk Resak Kampung Jermalik. Untuk mencapai kawasan pantai dapat melalui Entebung atau melewati Engkalan, Kampung Genting. Setiap sore, pantai ini ramai dikunjungi. Tidak saja oleh kalangan muda yang datang untuk bersantai, bahkan juga para orang tua yang datang bersama keluarga, untuk sekedar berdarma-wisata.
Quote:
Untuk sarana, di lokasi pantai terdapat sebuah kafe, tempat pengunjung menikmati aneka makanan dan minuman, seraya melihat pemandangan laut lepas dan hamparan pasir putih dan desiran ombak yang menggulung, serta pemandangan sunset, sore hari. Pantai Sisi, tidak pernah sepi. Sedari subuh, sudah terlihat aktifitas, yakni para nelayan setempat yang akan turun melaut, menangkap ikan, yang salah satunya adalah ikan Gerinsi. Pada siang hari, banyak warga yang datang ke pantai untuk menunggu para nelayan pulang melaut, untuk membeli ikan hasil tangkapan.


Menurut mantan Sekda Natuna yang kini menjadi Bupati Natuna terpilih pada Pemilukada, Februari 2011 lalu, Ilyas Sabli, yang merupakan putera kelahiran Serasan, pantai Sisi mempunyai potensi wisata yang amat besar untuk dikembangkan. Bahkan dirinya yakni, keberadaan pantai Sisi bisa menyaingi pantai-pantai terkenal di Indonesia. Ungkapnya, dengan hamparan pasir putih sepanjang 7 KM, ditambah dengan daratan yang luas dan rata sepanjang bentangan pantai Sisi, bisa dikembangkan sarana wisata berupa bandara dan hotel berbintang.

Dengan demikian, wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan pantai Sisi, tidak akan terkendala pada sarana transportasi dan akomodasi. Lanjutnya, meski potensi wisata pantai Sisi belum benar-benar dikembangkan, akan tetapi sudah menjadi objek wisata masyarakat setempat. Biasanya, di tempat tersebut diadakan permainan rakyat, semisal panjat pinang, tarik tambang, dayung sampan dan permainan rakyat lainnya, termasuk penampilan band lokal untuk menghibur pengunjung.
Potensi alam natuna sanggat kaya tapi saya masih minim akses serta fasilitas pendukung, Ia berharap agar pemerintahan pusat dapat melakukan stady kelayakan terhadap potensi alam natuna hingga terekspos dengan kemasan sederhana dan bernilai jual yang sanggat baik dimata wisata dunia. Misalnya saja, keberadaan taman laut yang cukup indah disertai dengan pasir putih yang ada pada beberapa pulau tentu bisa dijadikan sebagai taman wisata.

Selain itu, ada pantai Tanjung, sisi serasan, Midai Pulau laut yang memiliki segudang potensi yang belum disentuh dan dikelola dengan profesional. Tetapi semuanya itu masih membutuhkan investasi besar untuk mengembangkan potensi wisata yang ada. Mudah mudahan saja seiring dengan pengelolaan Migas Blok D Alpha maka potensi wisata juga ikut berkembang, harapnya.

Ane Coba Bikin Threat nih




INILAH.COM, Jakarta – Perancang Marko Petrovic berhasil menciptakan konsel Ferrari masa depan. Menariknya, mobil ini menjadi perpaduan sempurna antara ramah lingkungan. Seperti apa?
Supercar ramah lingkungan ini termasuk ramping seperti pendahulunya. Ferrari Millenio ini merupakan mobil listrik (EV) berpenumbang dua yang dirancang untuk mendapat kekuatan dari matahari dan jalanan.


Mobil menawan ini mendapat energi untuk kedua mesin listriknya menggunakan panel surya serta sistem transfer energi induktif yang mampu mendapat listrik dari stasiun pengisian ulang nirkabel seperti dilaporkan


Mobil ini memang ramah lingkungan namun penampilannya sangat ‘iblis’. Eksterior mobil ini sangat tajam dan menawan dengan model menyerupai ‘iblis’. Bodi mobil ini terbuat dari buckypape yang merupakan bahan yang lebih ringan dibanding serat karbon dan lebih kuat dari baja.


Beberapa tampilan Ferrari Millenio
Spoiler for ferari Milenio:

Sabtu, 17 Desember 2011

Pameran Patung Hidup

Patung-patung dalam gambar dibawah ini beneran HIDUP,
karena tuh emang Manusia yang lagi jadi patung-patungan.
Orang-orang ini sedang mengikuti KONTES PATUNG yang diadakan di Rusia.
.




Cantik banget gan.......

Kisah Peradaban Kuno Kuhikugu di Amazon

The Last Expedition


Pada tanggal 29 April 1925 Fawcett masih melakukan kontak dengan isterinya melalui telegrap, ia mengatakan akan memasuki sebuah kawasan peradaban tertutup di hutan Amazon, ia akan menyeberangi hulu sungai Xingu di tenggara anak sungai Amazon.
Dan sejak itu tidak ada kabar terdengar lagi dari mereka. Matto Grosso adalah nama region di sekitar sungai Xingu tempat dimana mereka menghilang.


Banyak yang mengira mereka tewas dibunuh oleh suku Indian setempat, Suku Kalapalos satu dari tiga suku indian terakhir yang bertemu dengan mereka mengatakan bahwa mereka tampak seperti sedang sakit.

Tidak ada bukti yang menguatkan adanya pembunuhan oleh suku suku Indian yang mereka masuki wilayahnya. Sebab suku suku Indian di wilayah Matto Grosso cukup ramah, kecuali Suku Indian disebelah Timur.

Pada tahun 1927 sebuah plat nama milik Fawcett ditemukan pada salah satu suku Indian lainnya, tapi plat ini ternyata diberikan langsung oleh Fawcett kepada kepala suku pada ekspedisi 5 tahun sebelumnya.

Dan pada tahun 1933 bulan Juni, Kolonel Aniceto Botelho menemukan sebuah Kompas milik Fawcett di region Mato Grosso disekitar pemukiman Indian Suku Bacairy.
Dan hasil penyelidikan mengatakan bahwa perjalanan memasuki belantara Amazon dimulai setelah kompas itu tertinggal di pemukiman Bacairy. Bisa jadi ia mampir dipemukiman, mengutarakan maksudnya memasuki hutan dan dijamu oleh suku Bacairy dan kompas itu terlupa dibawanya.
Pertemuan dengan Penjelajah Lain

Dalam sebuah buku yang saya baca (The Fate of Colonel Fawcett), ada dua penjelajah lain yang pernah bertemu Fawcett di pedalaman Amazon, Fawcett dikatakan hidup selama lima tahun bersama suku Indian.
Ia mengumpulkan bermacam macam batu bersama seorang yang lebih muda dan seorang lagi sedikit lebih tua. Tom Roch petualang pertama yang menemukan mereka pada tahun 1931 di region Matto Grosso.
Dan seorang lagi adalah Miguel Trucchi. Kepada Miguel, Fawcett mengatakan ia memiliki alasan khusus untuk tetap tinggal dan menetap bersama suku Indian pedalaman, namun lokasi mereka bertemu bukan di Matto Grosso tapi di Rio das Mortes.

Dan pada bulan Juli 1933, Seorang Administrator Apostolik di wilayah Matto Grosso yang bernama Monseigneur Couturon mengirimkan catatan perjalanannya ketika melalui Sungai Kuluene yang isinya menyebutkan bahwa mereka bertemu tiga orang yang sesuai ciri cirinya dengan tim Fawcett pada tahun 1932, dilaporan itu tertulis Fawcett tinggal dan menetap bersama Suku Indian Aruvudu . Jack Fawcett junior telah menikah dengan wanita Indian dan memiliki seorang anak laki laki.

Namun pada tahun 2005 kisah lain muncul, seorang penulis dari The New Yorker, David Grann mengunjungi suku indian Kalapalos dan mendapatkan cerita dari mulut ke mulut bahwa, Fawcett dan timnya menetap bersama mereka untuk sementara dan melanjutkan perjalanan ke arah timur.

Suku Kalapalos juga mengingatkan mereka agar tidak memasuki peradaban yang mereka cari diarah timur itu, sebab wilayah itu dijaga oleh suku indian yang suka menyerang.
Lima hari sepeninggalan Fawcett ke arah timur, terlihat bumbungan asap meninggi dari perkemahan mereka. Semua itu disaksikan oleh suku Kalapalos. Kisah lengkap pencarian jejak Fawcett di tulis pada buku The Lost City of Z.
Peradaban Kuhikugu dan The Lost City of Z

Baiklah, pencarian kita mulai. Kuhiguku adalah sebuah situs peninggalan masa lalu dari sebuah peradaban Indian di hutan hujan Amazon, berlokasi di tenggara hulu sungai Xingu, Brazil. Apa yang unik dengan situs ini adalah, hampir semua yang di tuliskan oleh penjelajah Portugis pada Manuskrip 512 mirip dengan situs ini.

Manuskrip 512 menceritakan adanya gerbang besar menuju kota yang dikelilingi rumah-rumah besar dan ada kuil di dalamnya, kota misterius tanpa penghuni yang memiliki plasa megah, kolam-kolam air mancur dan jalan-jalan yang luas.

Siapa pun pasti akan terkagum kagum jika melihat bentuk suatu kota megah yang belum pernah dilihat sama sekali.

Nah bagaimana dengan situs Kuhiguku? Situs ditemukan pertama kali oleh Michael Heckenberger bersama suku lokal Kuikuro yang merupakan keturunan dari suku Kuhikugu.
Situs ini berlokasi di hulu sungai Xingu, memiliki dua puluh delapan kota dan desa-desa di area seluas 7.700 km persegi yang mampu menampung 50.000 orang penduduk. Peradaban yang diperkirakan ada sejak 1.500 tahun lalu dihuni kembali sekitar 400 tahun lalu.

Banyak parit-parit pagar pertahanan yang besar dibangun disekitar pemukiman, memiliki beberapa plasa melingkar seluas 150 m di beberapa kota. Kota-kota dan pemukiman Kuhikugu ini dihubungkan oleh jalan-jalan yang lebar, sungai-sungai yang diatur disisi jalan raya dengan jembatan-jembatan penyeberangan yang bisa dilintasi oleh sampan-sampan kano di bawahnya.

Masyarakatnya hidup dengan bercocok tanam, mereka juga membangun bendungan dan kolam-kolam ikan. Dan tradisi berternak ikan ini masih diteruskan oleh Suku Kuikuro yang mewarisi tradisi suku pendahulu mereka, peradaban Kuhikugu.

Peradaban ini mulai ditinggalkan penduduknya pada awal abad ke 16, ketika itu penjelajah Eropa datang dan menetap di pemukiman mereka dengan membawa wabah.

Hampir dua pertiga penduduknya mati akibat wabah ini, dan kota pun ditelan oleh rimbunnya hutan belantara Amazon, hingga ditemukan kembali oleh penjelajah Portugis pada tahun 1743 dan diberi nama City of Z oleh Percy Harrison Fawcett.

Nah apakah kalian bisa membandingkan gambaran tentang kota misterius dari Manuskrip 512 dengan Peradaban Kuhikugu dilokasi yang sama? Hulu sungai Xingu adalah region Matto Grosso, memiliki banyak kesamaan dengan kota yang ditemui penjelajah Portugis pada 1743.


Posisi Google Earth: 11.232 S 53.185 W
Situs Kuhikugu saat ini menjadi bagian dari Taman Nasional Xingu (Xingu Indigenous Park) seluas 26,420 Kilometer persegi di Hutan hujan Amazon, Brazil. Presiden Brazil saat itu, Janio Quadros menandatangani peresmian Taman Nasional Xingu pada 14 April 1961.

Jumat, 16 Desember 2011

Inilah Hotel Yang Seluruhnya Terbuat Dari Garam Di Bolivia


Awalnya anda mungkin mengira ini sebuah rumah pantai, dengan lantai berpasir serta dinding yang terbuat dari batu. Tetapi sebenarnya semua yang berada dalam hotel unik di Amerika Selatan ini terbuat seluruhnya dari garam, termasuk sebagian besar furnitur di dalamnya.

Hotel de Sal, dekat Colchani, Bolivia, menampung para tamu yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk mengunjungi dataran garam yang menakjubkan di negara tersebut.


Para wisatawan biasanya tinggal selama beberapa hari di tempat ini, untuk melihat keajaiban alam Bolivia yang paling terkenal, sebelum pindah ke tempat persinggahan berikutnya dalam perjalanan wisata mereka.


Untuk Rp1 juta per-malam, penghuni pondokan dapat menyewa sebuah kamar ganda, lengkap dengan tempat tidur yang terbuat dari garam, serta sarapan.


Pemandu wisata Pedro Pablo Michel Rocha, dari Hidalgo Tours, bekerja dengan hotel untuk menyediakan jasa perjalanan di selatan negara itu.


“Aku suka kalau pengunjung datang ke tempat ini untuk pertama kalinya. Mereka tidak bisa melupakan fakta bahwa segala sesuatu terbuat dari garam dan Aku bahkan melihat beberapa orang menjilat berbagai furnitur hanya untuk memastikan keasliannya,” tutur Pedro.


Dataran garam terkenal di Salar de Uyuni, Bolivia, terbentuk dari transformasi antara beberapa danau prasejarah.


Dataran yang ditutupi oleh lapisan garam setebal beberapa meter ini sangat kaya akan kandungan lithium-nya. Yang membuat daerah tersebut sebagai pemasok utama Lithium ke seluruh dunia.


Daratan Garam terkenal di Salar de Uyuni, Bolivia, terbentuk dari transformasi antara beberapa danau prasejarah. Dataran yang ditutupi oleh lapisan garam setebal beberapa meter ini sangat kaya akan kandungan lithium-nya. Yang membuat daerah tersebut sebagai pemasok utama Lithium ke seluruh dunia.